Kamis, 20 Maret 2014

Just another (silly unimportant) question i have in mind.

Gw liat2 foto Caroline Ronauli sama Winny Lakshmi Dewi. Field trip anak2 TK. Yg menarik adalah: ini sang ibu yg mengambil foto anaknya lagi field trip (apa iya? Atau sekedar dapet kiriman foto? Gw ga tau). Yg menarik adalah: athir selama disini sekolah udah 3x field trip. 2x nonton teather, yg satu lg ke farm. Dan akan ada upcoming (tp blum tau mau kemana. Cuma gurunya janji sama athir "there gonna be next time, ibnun. And it's gonna be fun also!" Waktu athir tanya kapan pergi lagi.

Selama disini, sekalipun gw ga pernah ikut athir field trip. Bgitu juga ibu2 lain. Selalu dilakukan during 9-15 dan kami jemput anak sekolah kayak gada kegiatan khusus. Padahal farm nya diluar kota. Kami cuma dipesan "bring back-pack and more snacks or juice drink in case they want to have it"

Padahal, disini ibu-ibu stay at home atau stay at home dad klo yg gw liat dikelas athir, jauh lebih banyak drpd yg working mom or working dad (keliatan lah ya bajunya klo jemput). Tapi kenapa malah ortu tidak di encourage untuk ikut anak2nya field trip? Abe juga begitu. Gw skitar 2-3 kali liat bus sekolah abe mejeng di depan sekolah untuk field trip (yess,sekolah abe tergolong tajir. mrk punya 2 bus sendiri warna kuning di cat james bradely school. Bus coach itu). Waktu antar abe stay and play, bbrp kali liat anak2 kecil2 itu naik bus sendiri ditemani guru. No parent (stay n play mulai jam 10. Jadi kami bs liat mrk berangkat jam 1/2 10 biasanya). Still, no parents.

Abe belum ada field trip krn dia itungAnnya kelas kecil. (Next year dia msh harus nursery lagi krn belum 4th per agustus. No reception/TK for abe). Jadi mungkin abe br ikut field trip tahun depan.

My point is: kenapa begini (parents ga ikut) disini, kenapa begitu (parents itu field trip) di indo? Apakah guru2 kerepotan Kalau bawa anak2 ga ada ortu? Trus, anak2 yg ortunya ga ikut trus gimana? Diurusin guru? Guru sama aja kayak mbak dong?

Bila trus si ortu ini bilang: "ah, kami ikut aja kok. Yg ngatur tetap guru" Do you know that children act differently (more spoil, more aneh2) when their parents are around? Athir contohnya. At school, athir this bright, nice, sweet, and charming kid (his teacher's words, not mine) sampai gurunya bilang "he such a precious. You must be really proud of him". Padahal, drumah athir sering bgt jadi this selfish, lazy, dikit2 whining, often do bad things boy. Seriusan. Sehingga gw sering bilang "why don't you act like you're at school when youre at home athir?". Abe applied the same thing also. The first thing why abe ditawarin full time padahal baru 2 minggu sekolah, padahal teman2 yg masuk bareng dia masih dpt 15jam semingu atau 2.5hr sekolah adalah "he's one of this fun kid to be works with". Dirumah, abe does many horrible things, if i may say.

My point is: lha kalo udah begitu, kenapa ortu ikutan field trip (di indonesia)? Any particular reason why? And why in birmingham, parents don't come when their children has this field trip? Any particular reason also? Kayaknya gw harus tanya mbak ika maya, my dear friend yg juga guru. Karena jangan2 sekolah athir aja yg ga ngudang2 ortu ke field trip (juga sekolah abe). Huh! Gw kan juga mau ikut. Gw mau liat anak gw ngapain aja. Do they behave nicely, to they does a good thing? Jangan2 semua sekolah di birmingham ngebolehin ortu ikut field trip, tp gw yg ga tanya? Because athis bilang kmaren mrk role play di farm ttg ginger bread man story athir jadi sheep. (Hahaha. Yess, sheep. He says a gew lines. Dan gurunya confirm pas gw jemput "ibnun is being a brilliant sheep today, mom!" Hahaha). Gw kan mau liaaatt... I should know then why can't i come like my friends in indonesia does?!?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar